-->
Featured Article

Kamis, 07 Maret 2013

Sepatu cibayudut tidak kalah dengan merek luar negeri....!!!!

Dompet, Sepatu dan Tas merupakan salah satu asesoris yang selalu digunakan dan dibawa baik bagi pria maupun wanita. Bandung merupakan salah satu sentral pembuatan asesoris tersebut. Tepatnya berada di Cibaduyut Bandung. Cibaduyut pun dikenal sebagai deretan toko terpanjang di Asia. Hasil produk sepatu cibayudut tidak kalah dengan merek luar negeri. Buktinya dengan banyaknya turis domestik yang datang ke sini.
Sepatu cibayudut tidak kalah dengan merek luar negeri....!!!!
Cibaduyut Bandung berada di daerah selatan Bandung kira kira dari pusat kota sekitar 30 menit. Kawasan ini awalnya terkenal dengan sentral sepatu kulit.

Untuk menuju ke Cibaduyut tidak sulit. Di tandai dengan patung sepatu yang besar di depan perempatan sebelum memasuki jalan Cibaduyut Bandung. Dengan adanya patung yang Sepatu memudahkan untuk para pengunjung untuk bisa sampai ke cibaduyut bandung, karena patung sepatu merupakan lambang atau ciri khas dari jalan cibaduyut dan patung sepatu satu-satunya yang ada di kota Bandung. Pantung sepatu cibaduyut merupakan akses pintu masuk menuju dari jalan Cibaduyut Bandung.

Sepanjang Jalan Cibaduyut Bandung banyak berdiri toko toko yang menjual dan menerima pesanan sepatu. Semua ukuran sepatu dapat dibuatkan di sini. Daerah ini terkenal karena harga yang mereka tawarkan cukup murah, dan kwalitas yang cukup bagus.

Kita bisa melihat toko-toko yang berjejer memajang dagangan yang didominasi oleh tas dan sepatu. Kalau kita masuk ke dalamnya, kita dapat menemukan lebih banyak lagi. Ada pakaian termasuk jaket kulit, tas kulit, tas gendong, dompet, ikat pinggang, boneka, sandal, bahan kulit untuk mebuat sepatu atau sendal dan lain-lain.

Keistimewaan dari cibaduyut adalah bagi anda yang ingin membeli sepatu dengan model yang anda inginkan anda bisa melakukan pemesanan. Harganya pun bervariasi, mulai dari beberapa puluh ribu saja sampai dengan ratusan ribu rupiah. Harganya pun bisa di tawar. Dengan kualitas yang bagus juga. Mangkanya deangan kualitas yang terjamin prodak dari cibaduyut sangat terkenal hingga ke Asia.

Selain sepatu, dompet dan tas banyak juga di sini di jual makanan khas Bandung sebagai oleh oleh bandung. Jika datang ke cibaduyut Bandung anda tak hanya belanja sepatu atau makanan saja, namun dompet pun disini bisa dijadikan oleh oleh Bandung, karena harga, bentuk dan kwalitas yang bagus.

Tidak jauh dari jalan cibaduyut bandung terdapat terminal bus leuwih panjang, yang bisa memudahkan para pengunjung yang menggunakan alat tranportasi untuk mengunjungi cibaduyut bandung. Untuk anda yang menggunakan kendaraan pribadi dari luar bandung anda bisa keluar dar Tol Kopo atau tol Moch. Toha, karna kedua Tol ini akses keluar dari tol yang sangat dekat. Berbagai oleh-oleh ciri khas kota bandung bisa anda dapatkan disini, seperti penyeum, dodol, opak, dan lain-lain.

Rabu, 06 Maret 2013

Sejarah Pasar Baru Bandung....!!!!

Bila sobat sobat hendak ke kota Bandung belum terasa bila tidak berbelanja di Pasar Baru, meski harganya "Nasional" tetapi kualitasnya "Internasional".  Namun kali ini saya tidak akan membahas mengenai apa saja yang dijajakan di Pasar Baru Bandung tetapi bagaimana berdirinya Pasar Baru.

http://ibnisakhiy.blogspot.com


Pasar Baru Bandung terletak di Jalan Oto Iskandar Dinata. Pada jaman Belanda pasar baru disebut dengan nama Pasar Baroeweg. Bangunan yang sekarang berdiri ini mulai dibangun pada tahun 2001 dan selesai serta diresmikan oleh Walikota Bandung pada tahun 2003.

Sebelum berdirinya bangunan modern bertingkat dengan kompleks pertokoan ini, Pasar Baru masih dikenal sebagai pusat perbelanjaan dengan konsep pasar tradisional. Saat ini konsep Pasar Baru berubah dengan model Trade Centre yang belakangan populer. Pembangunan gedung modern berlantai 11 ini (termasuk basement dan lahan parkir) menelan dana lebih dari 150 milyar. Pada masa perencanaan dan pembangunan awalnya cukup sering terjadi demonstrasi yang menentangnya.

Pasar Baru merupakan pasar tertua di Kota Bandung yang masih berdiri. Sebelumnya, pasar ini sebetulnya merupakan lokasi pengganti pasar lama di daerah Ciguriang (sekitar pertokoan Kings, Jalan Kepatihan sekarang) yang terbakar akibat kerusuhan Munada pada tahun 1842. Di sekitar kawasan Kepatihan memang masih dapat ditemukan ruas jalan kecil bernama Ciguriang.

Munada adalah seorang Cina-Islam dari Kudus yang tinggal di Cianjur. Setelah pindah ke Bandung Munada mendapatkan kepercayaan dari Asisten Residen saat itu, Nagel, untuk pengadaan alat transportasi kereta angkutan. Namun ternyata Munada berperangai buruk dan menyelewengkan uang kepercayaan dari Nagel untuk berfoya-foya, mabuk, dan main perempuan hingga akhirnya dia dipenjarakan Nagel. Akibatnya Munada mendendam dan dengan bantuan beberapa orang lainnya membakar Pasar Ciguriang. Saat kerusuhan terjadi Munada menyerang Asisten Residen Nagel dengan golok hingga terluka parah dan meninggal keesokan harinya.

Untuk menampung para pedagang yang tercerai-berai serta aktivitas pasar yang tidak teratur, maka pada tahun 1884 lokasi penampungan baru mulai dibuka di sisi barat kawasan Pecinan. Kawasan inilah yang kemudian hari dikenal sebagai kawasan Pasar Baru.

Pada masa ini sebetulnya sudah ada beberapa usaha perdagangan yang tersebar di sekitar Pasar Baru. Sebagian dari generasi penerus pertokoan ini masih melanjutkan usaha dagang kakek-buyutnya sampai sekarang. Beberapa nama pengusaha terkenal dari masa lalu itu sekarang terabadikan menjadi nama-nama jalan di sekitaran Pasar Baru (H. Basar, Ence Ajis, H. Durasid, H. Pahruroji, Soeniaradja, dll).

Pada tahun 1906 barulah didirikan bangunan baru yang semi permanen. Pada bangunan baru ini, jajaran pertokoan berada di bagian paling depan dan di belakangnya diisi oleh los-los pedagang. Bangunan ini kemudian dikembangkan pada tahun 1926 dengan dibangunnya kompleks pasar permanen yang lebih luas dan teratur.

Pasar Baru Bandung menjadi kebanggaan warga kota karena meraih predikat sebagai pasar terbersih dan paling teratur se-Hindia Belanda pada tahun 1935. Perombakan yang dilakukan pada tahun 1970an membuat bangunan pasar menjadi gedung modern bertingkat yang tidak menyisakan lagi bentuk bangunan lamanya, walaupun konsep pasar tradisional masih dapat dipertahankan. Setelah ini perombakan berikutnya dilakukan pada tahun 2001 hingga menjadi bentuknya yang dapat kita lihat sekarang.
http://ibnisakhiy.blogspot.com

Bila kita berdiri di atas jembatan penyeberangan di atas Jalan Oto Iskandar Dinata, kita dapat melayangkan pandangan lepas ke arah utara, kawasan perbukitan Bandung Utara yang nampak padat oleh pemukiman dan gedung-gedung.
Ke arah timur, tampak deretan gedung dan toko di Jalan ABC yang semrawut oleh plang-plang nama toko atau iklan-iklan yang sangat tidak teratur. Di selatan adalah ruas Jalan Oto Iskandar Dinata yang padat memanjang hingga Tegallega (nama lamanya adalah Pangeran Soemedangweg). Sedang di barat, Jalan Pasar Selatan, tampak beberapa bangunan tua berarsitektur campuran antara kolonial dan Cina. Pemandangan Kota Bandung yang lebih luas dapat terlihat dari atas puncak gedung Pasar Baru.