Hampir semua yang ada di alam ini ada manfaat dan kerugiannya.
Sebagian anti rokok mengutip pada label di belakang rokok : merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Kopi dapat menyebabkan maag. Dsb. Ya itu benar, tapi mengapa kopi dan rokok tetap ada bila ia seperti racun?
Penyakit Parkinson
Baik kopi dan rokok sama-sama mengurangi resiko penyakit parkinson. Dalam Journal of Alzheimer’s Disease, Vo. 20, Supplement 1, 2010, pp: 221-238 ditunjukkan kalau ada asosiasi negatif antara asupan kafein dan resiko penyakit parkinson. Dalam jurnal Neurology tanggal 10 Maret 2010, ditunjukkan kalau perokok jangka panjang berkurang resikonya menderita Parkinson.
Gliomas
Gliomas adalah sejenis tumor otak. Penelitian dalam American Journal of Clinical Nutrition bulan September 2010 menunjukkan kalau konsumsi kopi dan teh mengurangi resiko glioma.
Ingatan dan Fokus
Dalam jurnal Neuron tanggal 2007, nikotin di dalam rokok meningkatkan ingatan dan fokus.
Kanker Faring dan Oral
Peminum kopi berkala ditemukan dalam penelitian yang diterbitkan bulan Juni 2010 kalau ia mengalami penurunan resiko kanker oral dan faring sebesar 39 persen.
Sindrom Karposi
Sindrom Karposi adalah sejenis penyakit kulit langka. Bulan maret 2001, Lembaga Penelitian Kanker Nasional menemukan kalau resiko sindrom Karposi menurun pada perokok tetap.
Kanker Payudara
Pada wanita dengan mutasi gen tertentu, resiko kanker payudara justru berkurang jika mereka merokok. Demikian hasil penelitian yang diterbitkan tahun 1998 dalam Journal of the National Cancer Institute. Kopi juga berpengaruh yang sama, menurunkan resiko kanker payudara pada wanita yang meminum kopi seduh, seperti dalam paper yang diterbitkan bulan Juni 2010.
Ulcerative Colitis
Ulcerative colitis adalah sejenis penyakit pencernaan yang menyerang usus besar. Hasil penelitian bulan Juni 1999 menunjukkan resiko menderita ulcer colitive lebih rendah pada perokok.
Kanker Usus Besar
Penelitian dalam journal of Agricultural and Food Chemistry bulan November 2003 menunjukkan kalau antioksidan yang terdapat dalam kopi melindungi peminum terhadap kanker usus besar.
Kerusakan Sendi
Bagi penderita rheumatoid arthritis, sifat anti pendarahan pada nikotin menurunkan laju kerusakan sendi. Demikian laporan tahun 2007.
Gout
Gout adalah sejenis rasa sakit sendi. Yayasan Arthritis tahun 2007 menemukan kalau pria yang minum empat cangkir kopi atau lebih dalam sehari memiliki resiko gout yang lebih rendah.
Orang meminum kopi karena mereka suka rasanya dan efek stimulan dalam kafein, bukan nilai gizinya. Kafein biasanya adalah komponen yang paling merusak. Karenanya asupan kafein masyarakat harus dibatasi hanya 3 gelas kopi (400 mg) per hari untuk mengurangi resikonya.
Dari contoh-contoh penelitian di atas, sepertinya tidak ada usaha serius di kalangan ilmiah untuk melakukan penelitian besar-besaran untuk menunjukkan kopi dan rokok boleh dikonsumsi. Dalam studi-studi di atas, sebagian besar kesimpulan dibuat dengan pernyataan kalau penelitian lebih lanjut dibutuhkan atau kalau bahaya lain tidak diukur.
Bertahun-tahun lalu, perusahaan tembakau mungkin mampu menghasilkan bukti kalau merokok tidak terlalu berbahaya. Tapi sekarang, kita tahu sekarang kalau merokok memang jauh lebih merusak daripada menyehatkan. Ia memicu lebih banyak jenis kanker umum daripada menghambat beberapa jenis kanker langka. Yang kami tunjukkan disini sama sekali tidak bertujuan menyarankan anda merokok. Kami hanya menunjukkan, bahkan racunpun dapat menjadi obat.
Sebagian anti rokok mengutip pada label di belakang rokok : merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Kopi dapat menyebabkan maag. Dsb. Ya itu benar, tapi mengapa kopi dan rokok tetap ada bila ia seperti racun?
Penyakit Parkinson
Baik kopi dan rokok sama-sama mengurangi resiko penyakit parkinson. Dalam Journal of Alzheimer’s Disease, Vo. 20, Supplement 1, 2010, pp: 221-238 ditunjukkan kalau ada asosiasi negatif antara asupan kafein dan resiko penyakit parkinson. Dalam jurnal Neurology tanggal 10 Maret 2010, ditunjukkan kalau perokok jangka panjang berkurang resikonya menderita Parkinson.
Gliomas
Gliomas adalah sejenis tumor otak. Penelitian dalam American Journal of Clinical Nutrition bulan September 2010 menunjukkan kalau konsumsi kopi dan teh mengurangi resiko glioma.
Ingatan dan Fokus
Dalam jurnal Neuron tanggal 2007, nikotin di dalam rokok meningkatkan ingatan dan fokus.
Kanker Faring dan Oral
Peminum kopi berkala ditemukan dalam penelitian yang diterbitkan bulan Juni 2010 kalau ia mengalami penurunan resiko kanker oral dan faring sebesar 39 persen.
Sindrom Karposi
Sindrom Karposi adalah sejenis penyakit kulit langka. Bulan maret 2001, Lembaga Penelitian Kanker Nasional menemukan kalau resiko sindrom Karposi menurun pada perokok tetap.
Kanker Payudara
Pada wanita dengan mutasi gen tertentu, resiko kanker payudara justru berkurang jika mereka merokok. Demikian hasil penelitian yang diterbitkan tahun 1998 dalam Journal of the National Cancer Institute. Kopi juga berpengaruh yang sama, menurunkan resiko kanker payudara pada wanita yang meminum kopi seduh, seperti dalam paper yang diterbitkan bulan Juni 2010.
Ulcerative Colitis
Ulcerative colitis adalah sejenis penyakit pencernaan yang menyerang usus besar. Hasil penelitian bulan Juni 1999 menunjukkan resiko menderita ulcer colitive lebih rendah pada perokok.
Kanker Usus Besar
Penelitian dalam journal of Agricultural and Food Chemistry bulan November 2003 menunjukkan kalau antioksidan yang terdapat dalam kopi melindungi peminum terhadap kanker usus besar.
Kerusakan Sendi
Bagi penderita rheumatoid arthritis, sifat anti pendarahan pada nikotin menurunkan laju kerusakan sendi. Demikian laporan tahun 2007.
Gout
Gout adalah sejenis rasa sakit sendi. Yayasan Arthritis tahun 2007 menemukan kalau pria yang minum empat cangkir kopi atau lebih dalam sehari memiliki resiko gout yang lebih rendah.
Orang meminum kopi karena mereka suka rasanya dan efek stimulan dalam kafein, bukan nilai gizinya. Kafein biasanya adalah komponen yang paling merusak. Karenanya asupan kafein masyarakat harus dibatasi hanya 3 gelas kopi (400 mg) per hari untuk mengurangi resikonya.
Dari contoh-contoh penelitian di atas, sepertinya tidak ada usaha serius di kalangan ilmiah untuk melakukan penelitian besar-besaran untuk menunjukkan kopi dan rokok boleh dikonsumsi. Dalam studi-studi di atas, sebagian besar kesimpulan dibuat dengan pernyataan kalau penelitian lebih lanjut dibutuhkan atau kalau bahaya lain tidak diukur.
Bertahun-tahun lalu, perusahaan tembakau mungkin mampu menghasilkan bukti kalau merokok tidak terlalu berbahaya. Tapi sekarang, kita tahu sekarang kalau merokok memang jauh lebih merusak daripada menyehatkan. Ia memicu lebih banyak jenis kanker umum daripada menghambat beberapa jenis kanker langka. Yang kami tunjukkan disini sama sekali tidak bertujuan menyarankan anda merokok. Kami hanya menunjukkan, bahkan racunpun dapat menjadi obat.