Kita sebagai warga negara Indonesia bisa berbangga dikarenakan berton-ton kotoran berserat tinggi yang dihasilkan gajah di Indonesia, disulap menjadi kertas melalui sebuah proyek yang digagas Tim Husband, mantan penjaga kebun binatang di Cairns, Australia.
Proyek tersebut mengumpulkan kotoran yang dihasilkan oleh gajah-gajah di Bali Safari and Marine Park, dengan bantuan dari penduduk setempat. Setiap ekor gajah di sana setiap hari memakan sekira 180 kilogram rumput, dan menghasilkan sekira 100 kilogram kotoran per hari.
Untuk tiap tumpukan kotoran dapat menghasilkan 15 lembar kertas berkualitas tinggi. Demikian dilansir InternationalBusinessTimes.
Teknik ini tidak hanya berguna untuk kotoran gajah, kotoran binatang pemakan rumput lain juga dapat dimanfaatkan, misalnya kuda, rusa besar, panda, domba, dan kangguru. Faktanya, dilaporkan MSNBC, pada 2005 yang lalu, Creative Paper Tasmania telah merencanakan untuk memanfaatkan kotoran kangguru sebagai bahan alat-alat tulis.
Daur ulang terhadap kotoran tersebut dapat dilakukan, karena sistem pencernaan gajah tidak benar-benar menghancurkan daun atau rumputan yang mereka makan, sehingga kotoran yang mereka hasilkan masih kaya akan serat. Karena bahan utama kertas adalah serat, menyulap kotoran tersebut menjadi kertas jadi tidak mustahil dilakukan.
Ide daur ulang ini bukan hanya mengungkap manfaat baru dari kotoran hewan, namun sekaligus menyelamatkan pepohonan dan lingkungan. Menurut Ecology Global Network, konsumsi kertas di dunia telah meningkat 400 persen, selama 40 tahun belakangan. Ini berarti ada sekira 4 miliar pohon yang digunakan untuk membuat kertas, atau sekira 35 persen dari total penebangan pohon yang dilakukan di seluruh dunia.
Proyek tersebut mengumpulkan kotoran yang dihasilkan oleh gajah-gajah di Bali Safari and Marine Park, dengan bantuan dari penduduk setempat. Setiap ekor gajah di sana setiap hari memakan sekira 180 kilogram rumput, dan menghasilkan sekira 100 kilogram kotoran per hari.
Untuk tiap tumpukan kotoran dapat menghasilkan 15 lembar kertas berkualitas tinggi. Demikian dilansir InternationalBusinessTimes.
Teknik ini tidak hanya berguna untuk kotoran gajah, kotoran binatang pemakan rumput lain juga dapat dimanfaatkan, misalnya kuda, rusa besar, panda, domba, dan kangguru. Faktanya, dilaporkan MSNBC, pada 2005 yang lalu, Creative Paper Tasmania telah merencanakan untuk memanfaatkan kotoran kangguru sebagai bahan alat-alat tulis.
Daur ulang terhadap kotoran tersebut dapat dilakukan, karena sistem pencernaan gajah tidak benar-benar menghancurkan daun atau rumputan yang mereka makan, sehingga kotoran yang mereka hasilkan masih kaya akan serat. Karena bahan utama kertas adalah serat, menyulap kotoran tersebut menjadi kertas jadi tidak mustahil dilakukan.
Ide daur ulang ini bukan hanya mengungkap manfaat baru dari kotoran hewan, namun sekaligus menyelamatkan pepohonan dan lingkungan. Menurut Ecology Global Network, konsumsi kertas di dunia telah meningkat 400 persen, selama 40 tahun belakangan. Ini berarti ada sekira 4 miliar pohon yang digunakan untuk membuat kertas, atau sekira 35 persen dari total penebangan pohon yang dilakukan di seluruh dunia.